Menteri Edhy Prabowo Telah Tangkap 71 Kapal Pencuri Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengklaim, telah menangkap 71 kapal pencuri ikan selama menjabat sebagai pembantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada jilid II.
"Kita tidak lengah mengawal laut besar kita, dan mudah-mudahan ini menjadi sikap tegas bahwa mereka semakin gentar dan khawatir kalau masuk ke wilayah kita," kata Edhy saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2020.
Adapun rinciannya, 27 unit kapal milik Vietnam, lalu 14 unit milik Filipina, 12 unit milik Malaysia, 1 unit milik Taiwan, dan 17 kapal milik Warga Negara Indonesia (WNI).
Yang terbaru, pada 20 Agustus 2020, sebanyak 2 Kapal Ikan Asing (KIA) Ilegal berbendera Vietnam yang melakukan pencurian ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 711 Laut Natuna Utara tak berkutik saat disergap oleh Kapal Pengawas Perikanan Hiu 03.
Edhy mengatakan, awak kapal pengawas KP. Hiu 03 yang dinakhodai oleh Ardiansyah Pamuji berhasil melumpuhkan kapal yang diduga melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap pair trawl tersebut.
Sedikit berbeda dengan penangkapan-penangkapan sebelumnya yang selalu diwarnai aksi kejar-kejaran dan perlawanan terhadap aparat Indonesia, penangkapan kali ini berlangsung relatif tanpa perlawanan. Kedua kapal tersebut tak berbuat banyak ketika diciduk oleh Awak Kapal Pengawas KKP.
“Alhamdulillah, proses penangkapan relatif tanpa perlawanan. Ini membuktikan menunjukkan kita tidak lengah mengawal laut besar kita dan mudah-mudahan ini menjadi sikap tegas bahwa mereka semakin gentar dan khawatir kalau masuk ke wilayah kita," katanya.
Saat itu, pengawas berhasil melumpuhkan KM. TG  9481 TS/100 GT pada koordinat 03° 33,381' LU - 105° 04,465' BT. Kapal tersebut dinakhodai oleh Lam Van Tung dan diawaki oleh 17 anak buah kapal berkewarganegaraan Vietnam.
Pada posisi yang berdekatan, kapal pengawas perikanan juga mengamankan KM. TG 9437 TS/90 GT pada 03° 32,826' LU - 105° 05,204' BT. Kapal kedua dinakhodai oleh Lam Van Toan dan diawaki oleh 5 (lima) orang ABK berkebangsaan Vietnam.
Dalam meminimalisir pencurian ikan, Edhy berencana membangun komunikasi dan mengupayakan diplomasi dengan negara-negara tetangga. Diplomasi dilakukan agar  negara tersebut tak lagi mencuri ikan, melainkan melakukan kerja sama.
Edhy mengaku sudah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar mempercepat diplomasi. "Jadi kita tawarkan beberapa langkah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak, kita tidak dirugikan, dan saling menghormati. Kami sudah berkomunikasi dengan Kemenlu sehingga kita tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, namun tetap mengedepankan aturan," tuturnya.
source: tempo.co  

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.